#Jalan2Jenius

#Jalan2Jenius ke Serbia 2023: Traveling Mulus Sejak ada Jenius!

Pengalaman pakai Jenius di luar negeri: traveling ke Serbia dan Dubai 2023

Traveling ke serbia 2023

Mulai dari petugas money changer, staff imigrasi, HRD kantor, petugas visa, sampai keluarga dan sahabat saya, punya reaksi yang sama saat mendengar kalau saya akan traveling ke Serbia: Heran. Ngapain? Kok bisa? Emang di sana ada apa? Serbia itu Siberia bukan?

 

Saya sih gak heran kalau mereka heran, mengingat sebenarnya saya belum pernah ke luar negeri. Dan sekalinya saya ke luar negeri, destinasinya jauh dan asing sekali. Ada satu-dua orang teman saya yang familiar dengan Serbia sih, itu pun karena Aleksandar Mitrović.

Serbia memang bukan negara yang “Pemula-Friendly” seperti Singapura dan Jepang. Akses transportasi umum di sana belum begitu terintegrasi. Orang Serbia yang bisa berbahasa Inggris juga sedikit sekali.

 

Namun, ada daya tarik tersendiri yang dimiliki oleh negara-negara Eropa Timur. Unik, eksklusif, anti-mainstream, kaya akan budaya dan sejarah, dan yang terpenting, lebih murah dan lebih sepi dibandingkan negara-negara Eropa Barat seperti Perancis dan Italia. Introvert’s Holy Grail, bukan?? Apalagi untuk introvert sekaligus pecinta estetik negara ex-soviet seperti arsitektur Brutalism-nya yang ekskuisit!

Selain itu, mulai tahun 2019, orang Indonesia bisa ke Serbia tanpa visa, lho! Jadi, hanya bermodalkan paspor, warga Indonesia bisa menjelajahi destinasi unik di Benua Eropa ini.

Satu hal lagi yang bikin orang heran semakin heran adalah fakta bahwa: saya pergi ke Serbia tanpa travel agent alias mandiri. Nekat? Memang. Saya akui ini sedikit impulsif. Tapi saya gak khawatir. Ada dua alasan kenapa saya gak khawatir:

Pertama, karena saya sudah bisa Bahasa Serbia walau sedikit (Belajar 3 Bulan sebelum berangkat).

 

Kedua, karena saya punya kartu debit Jenius yang bisa digunakan untuk transaksi di negara apa saja. Termasuk di Serbia yang jarang berada dalam radar mayoritas turis Indonesia.

 

Nah, pada artikel kali ini saya mau share pengalaman pakai Jenius di luar negeri, mulai dari saat transit 11 jam di Dubai sampai ke tiga kota di Serbia. Semua transaksi all in pakai Jenius.

pengalaman traveling ke Serbia 2023

#Jalan2Jenius

Kenapa Memilih Kartu Debit Visa dari Jenius untuk ke Luar Negeri?

Karena Jenius menyediakan fitur jual beli mata uang asing lewat aplikasinya. Lewat aplikasi Jenius kita bisa membeli mata uang asing dan mengoneksikannya dengan kartu debit. Bagi traveler, fitur ini tentu sangat berguna ketika kita mendarat di negara tujuan yang mata uangnya sudah ada di Jenius. Dengan begitu, kita tidak perlu repot tarik tunai atau tukar uang di money changer.

#jalan2jalanjenius: pengalaman pakai jenius di luar negeri
pengalaman pakai jenius di luar negeri: Kartu Jenius bisa di atm apa saja?

Meskipun begitu, saya tetap ke money changer yang di Indonesia sebelum berangkat, untuk menukar mata uang dari Rupiah ke Serbian Dinar dan Dirham. Ya, Serbia menggunakan mata uang Dinar karena negara ini adalah negara bekas jajahan kesultanan Ottoman selama 300 tahun lamanya. Namun, karena Serbia adalah bagian dari Uni Eropa, maka mata uang Euro juga berlaku di
sana.

 

Saya bisa membeli mata uang Euro lewat Jenius. Serbian Dinar tetap saya pegang untuk berbelanja di toko-toko kecil atau sekedar untuk jajan street food. Mata uang Dirham juga tetap saya bawa, meskipun sebenarnya di Dubai menerima pembayaran dengan mata uang USD. Kamu juga bisa beli mata uang USD lewat Jenius. Selain itu, Currency Exchange Rate yang ditawarkan Jenius juga sangat bersaing dibandingkan dengan bank lainnya. Jadi, ya, gak ada alasan untuk gak milih Debit Jenius sih, hehe.

Di mana Kita Bisa Membuat Kartu Debit Visa Jenius?

Saya membuat kartu debit visa di booth Jenius yang berlokasi di Mall Kelapa Gading dua minggu sebelum keberangkatan. Pembuatan kartu debit visa waktu itu bener-bener simple dan cepat. Hanya bermodalkan KTP, download aplikasi Jenius, kemudian deposito 500.000 rupiah untuk saldo pertama saya.

Kenapa gak bawa Kartu Kredit Saja?

Selama 27 tahun hidup, saya belum punya kartu kredit. Hari gini gak punya CC? I know right. Semua orang punya pilihan masing-masing, dan tidak memiliki CC adalah salah satu pilihan hidup saya sih. Namun, kartu kredit Jenius sebenarnya cukup menggiurkan untuk dimiliki, setelah saya cari tahu lebih dalam. Hmmm… Maybe next time?

#Jalan2Jenius: Pengalaman Tarik tunai Pakai jenius di Dubai dan Serbia

pengalaman pakai jenius di luar negeri #Jalan2jenius

Pengalaman pakai Jenius di luar negeri 2023 – Saya transit di Dubai pukul 11 malam selama 10 jam sebelum naik pesawat ke Belgrade, Serbia. Daripada harus berdiam-diam diri di bandara selama 11 jam,  lebih baik saya keliling Dubai, kan? Masalahnya, hari sudah malam dan kereta metro sudah tidak beroperasi. Untungnya, sebelum saya berangkat dari Indonesia, saya sudah mendapatkan kontak tour guide yang available selama 24 jam.

 

Nama tour guide saya adalah Rafeeq (nama panggilan popular: Master Rafeeq). Saya mendapat kontak master Rafeeq dari artikel travel blogger: The Beau Travel.  Master Rafeeq dan supirnya mengantar saya berkeliling kota Dubai. Kami dijemput di bandara DXB, kemudian mengunjungi Dubai Museum, Burj Al-Arab, Burj Khalifa, bahkan kami di ajak naik perahu kecil bernama Abra Rides. Kita bebas request tempat-tempat yang ingin dikunjungi, lho. Kalau kamu tidak tahu mau kemana, Master Rafeeq juga siap memberikan rekomendasi tempat.

Saya ingat sekali waktu itu uang Dirham yang kami tukar di Indonesia masih kurang. Saya hanya menukar 4juta rupiah saja. Nah, karena di malam hari hanya pedagang makanan jalanan saja yang masih buka, otomatis saya harus punya uang cash. Hampir tidak ada pedagang makanan malam yang menerima pembayaran cashless waktu itu. Akhirnya, saya meminta Rafeeq untuk mengantarkan saya ke ATM terdekat, dan diantarakan lah saya di ATM dalam ruko dagang yang sudah tutup.

 

Saya agak khawatir awalnya waktu itu. Duh, bisa tarik tunai di ATM bank random kaya gini, gak yah? Sambil diluput gelisah, saya menekan tombol-tombol ATM. Untungnya ATM itu otomatis pakai Bahasa Inggris. Setelah saya tekan “YES” di akhir alur transaksi, mesin ATM tersebut bergemuruh, memberi tanda uang berhasil dikeluarkan. Refleks saya ucap Alhamdulillah. Kartu debit Jenius memberikan bukti perdananya, bahwa ia bisa digunakan di mana saja.

Berapa biaya tarik tunai jenius di luar negeri?

Biaya tarik tunai Jenius saya di Dubai waktu itu sekitar 35ribu-an. Saat di Serbia, saya sempat kena charge 18 ribu saja saat tarik tunai di ATM kota Belgrade. Namun, saat saya ke ATM yang berbeda di Kota Novi Sad, saya kena charge hingga 88ribu-an. Gokil! Sepertinya, biaya tarik tunai jenius di luar negeri itu tergantung di ATM mana kamu melakukan Tarik tunai dan berapa banyak uang yang kamu tarik. Pokoknya, sesuai kebijakan Bank penyedia ATM-nya.

 

Jadi, kalau kamu tanya: “Kartu Jenius bisa tarik tunai di ATM apa saja?”, maka jawabannya ya di ATM apa saja. Saya sudah membuktikan sendiri. Bahkan di negara yang cukup terpencil.

Apakah Transit di Dubai Harus Menggunakan Visa?

bukti visa transit Dubai diterima

Oh ya, untuk bisa transit di Dubai dan keluar dari Bandara (layover), kita wajib membuat visa transit. Waktu itu, saya membuat visa transit Dubai di VSF Global yang berlokasi di mall Kuningan City. Biaya pembuatannya 165 ribu per orang. Syarat yang diminta hanya bukti pembelian tiket pesawat saja, lho. Tidak diminta untuk menunjukkan paspor. Udah gitu, visa langsung jadi kurang dari 24 jam dan dikirim langsung ke e-mail kita.

Bayar Taksi Online pakai Jenius yang Dihubungkan Langsung ke Aplikasi Yandex

Pengalaman traveling ke Serbia pakai Jenius 2023

Di awal saya sudah menyebutkan bahwa transportasi umum di Serbia belum terlalu terintegrasi. Di sana sudah ada Tram, semacam Transjakarta gitu, tetapi hanya ada di Kota Belgrade. Untuk transportasi antar kota sudah ada kereta cepat, tetapi baru selesai dibangun pada 2019 dan baru bisa beroperasi dari Belgrade menuju Novi Sad.

 

Nah, untuk wara-wiri, saya lebih sering pakai taksi online. Ada aplikasi transportasi online bernama Yandex yang beroperasi di sana. Cara kerjanya sama seperti Gojek dan Grab. Saya bisa menyambungkan kartu Debit Visa Jenius saya langsung ke aplikasi Yandex. Setiap selesai pengantaran, nantinya saldo dari debit akan terpotong otomatis. Praktis banget deh pakai Jenius.

Borong Belanjaan di Novi Sad pakai Kartu Debit Jenius Visa Contactless

Alasan lain kenapa saya memilih Debit Visa dari Jenius adalah fitur Jenius Visa Contactless -nya. Dengan fitur ini, kita gak perlu colok-colok kartu ke mesin edc kalau mau transaksi. Cukup tempelkan kartu ke mesin, tanpa pencet-pencet pin, saldo langsung terpotong. Ini berguna banget di luar negeri yang rata-rata sudah contactless semua.

 

Belanja di Eropa tidak selalu semahal kedengarannya. Saya bisa borong banyak barang di Serbia, karena benar-benar masih murah. Rasanya kaya belanja di Bandung. Saya sarankan kalau kamu suka fashion, kamu harus berkunjung ke Kota Novi Sad.

 

Banyak Sepatu dan tas kulit yang tidak overprice. Selain itu, saya punya trik supaya kamu bisa dapat pakaian diskonan. Caranya, beli lah pakaian summer saat winter dan beli lah pakaian winter saat summer. Di Indonesia kan hanya ada dua musim, jadi gak ngaruh. Saya belanja banyak sweater di sana karena waktu itu sedang musim semi menuju musim panas.

 

Triknya sudah basi sih, hehe. Saya yakin banyak yang sudah tahu. Namun, saya mau share saja, karena saya kaget, betapa jauhnya harga diskon yang diberikan ketika ingin berganti musim. Kalau tidak salah, untuk 1 sweater perempuan, 1 kemeja tebal, 1 jaket parasut, dan 1 tote bag, saya hanya merogoh kocek senilai 589.000. Gokil, kan? Kalau penasaran coba saja pergi ke toko pakaian bernama Calliope di Novi Sad. Buktikan sendiri harganya, hehehe.

 

Di sana, saya bebas tap tap kartu debit Jenius dengan aman dan mudah di berbagai toko berbeda, karena sudah 100% contactless. Untung ada jenius!

Jalan2Jenius: Traveling ke Serbia, Subotica 2023

Berkunjung ke Berbagai Tempat Estetik di Subotica

Traveling ke Serbia memang anti-mainstream. Tapi kalau mau lebih anti-mainstream lagi, coba lah ke kota Subotica yang terletak di perbatasan Serbia dan Hungaria. Di sana banyak sekali bangunan art-nouveau alias bangunan artistik khas zaman kerajaan Hungaria-Austria tempo dulu. Saya juga bingung kenapa kota ini belum terlalu viral di antara para turis.

 

Bahkan saya pernah bertanya lewat DM ke YouTuber asal Indonesia yang tinggal di Serbia. Saat saya tanya apakah dia pernah ke Subotica, dia pun menjawab belum pernah. Padahal dia sudah lama tinggal di Serbia. Semakin jarang dikunjungi, semakin penasaran dong saya. Keputusan saya mengunjungi Subotica benar-benar tidak saya sesali.

 

Di sana, banyak sekali bangunan dengan arsitektur berwarna-warni. Kotanya sepi dan banyak dipenuhi lansia. Terlihat pada taman kota yang didominasi oleh lansia yang sedang bersantai. Jarang terlihat ada anak-anak di sana. Yang terpenting adalah, tidak penuh sesak. Biasanya kan tempat cantik selalu penuh sesak dengan pengunjung. Namun, lain halnya dengan Subotica.

 

Tidak seperti Jepang, Singapura, atau Belanda, jika kamu traveling ke Serbia, hampir pasti tidak akan papasan dengan orang Indonesia. Jadi, feel liburannya berasa banget. I mean like… Gak ada Indonesia-Indonesianya sama sekali. Benar-benar seperti ke dunia lain.

 

Berikut beberapa tempat cantik nan estetik di Subotica yang berhasil saya kunjungi, siapa tahu kamu juga tertarik untuk traveling ke Serbia:

Traveling ke Serbia: City Hall Subotica

1. City Hall Subotica

Di sini, saya cuma bisa berkunjung sampai di luar bangunan saja. Karena kita harus melakukan reservasi terlebih dahulu untuk bisa masuk ke dalam. Lagi pula ini adalah gedung pemerintah daerah, so tidak semua orang bisa masuk tanpa perjanjian terlebih dahulu.

 

Namun, saya tetap rekomendasikan tempat ini untuk kalian. Kenapa? Di luar bangunan ini, ada air mancur estetik yang dikelilingi taman kota dan terdapat banyak kursi umum. Di sini kita bisa bersantai sambil menikmati kopi dan camilan yang dijual di restoran terdekat.

Cukup berjalan beberapa langkah dari City Hall, terdapat restoran cepat saji seperti MCD. Bangunan MCD-nya memiliki eksterior dan interior vintage yang instagrammable. Banyak burung-burung merpati di sekitar City Hall. Udaranya sejuk sekali karena jarang terlihat kendaraan bermotor yang berlalu lalang. Kebanyakan orang berjalan kaki, mengendarai skuter, atau bersepeda.

Traveling ke Serbia 2023: Subotica Synagogue

2. Subotica Synagogue

Synagogue adalah tempat beribadahnya umat Yahudi. Namun, Subotica Synagogue sudah berubah status menjadi national heritage atau warisan budaya yang dilindungi dan dilestarikan oleh pemerintah Serbia. Synagogue ini diperuntukan sebagai tempat wisata dan siapa saja bebas berkunjung. Subotica Synagogue adalah Synagogue terbesar kedua di Eropa. Dibangun pada tahun 1901 saat Subotica masih menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Hungaria.

 

Harga tiket masuknya sangat murah, hanya 110ribu rupiah per orang. Bisa lebih murah untuk rombongan. Untung saya bawa Jenius, tinggal tap ke mesin EDC yang tersedia di bagian registrasi, dan tinggal masuk saja. Jangan lupa untuk memakai pakaian yang sopan saat memasuki Synagogue ini, yah!

 

Saat melewati pintu masuk, kita akan disambut dengan interior megah yang berwarna-warni khas bangunan tradisional Hungaria. Bagian dalamnya hampir mirip dengan gereja, di mana banyak kursi panjang tersebar di atas dan di bawah. Semua kursi menghadap mimbar yang disebut dengan Bimah, yaitu tempat rabbi membacakan gulungan Taurat pada jemaatnya.

 

Di sini kita bebas berfoto di mana saja. Semua sudut Synagogue sangat bagus untuk dijadikan background foto. Cocok untuk teman-teman yang hobi foto-foto.

Traveling ke Serbia 2023: Raichle's Palace

3. Raichle’s Palace

Saya bela-belain booking hotel yang jaraknya paling dekat dengan Raichle’s Palace. Pokoknya saya harus ke sini, pikir saya waktu itu. Sejak saya visit website: visitsubotica.rs, mata saya langsung tertuju pada Raichle’s Palace. Bangunan unik bernuansa kuning dan biru ini membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama.

 

Sang arsitek sekaligus pemilik, Ference Raichle, membangun gedung ini sebagai kantor dan rumah pribadinya. Ia menghapus kata “mainstream” dari kamus desainnya dan membangun bangunan yang menentang arus desain kala itu. Nuansa interior Turki yang dipadu dengan arsitektur khas Austria dan Hungaria ini, menjadi magnet mata bagi siapa saja yang melewatinya, termasuk saya waktu itu.

 

Tak lama setelah kebangkrutan Raichle, properti ini diambil alih oleh pemerintah Serbia dan dialihfungsikan sebagai galeri seni Subotica. Setiap minggunya, para seniman berlomba-lomba memamerkan karyanya di Raichle’s Palace ini.

 

Cukup dengan 12ribu rupiah saja, kamu sudah bisa masuk ke galeri seni ini. Waktu itu, saya berkunjung saat sedang sepi. Poin plus bagi saya karena saya jadi bebas berfoto-foto dan berkeliling galeri waktu itu. Petugas galerinya juga sangat ramah, dia bahkan mengantarkan kami berkeliling waktu itu, karena kami adalah pengunjung pertama. Benar-benar memori yang tak terlupakan!

Traveling ke Serbia 2023: City Museum Subotica

4. Miksa Domotor Palace – City Museum

Mau jalan-jalan ke museum yang gratis di Subotica? Ada dong! Kamu bisa ke Miksa Domotor Palace. Lokasinya tak jauh dari Subotica Synagogue. Awalnya, City Museum ini tidak masuk ke itinerary saya. Namun, saat di jalan pulang dari Subotica Synagogue, mata saya terpincut dengan bangunan bernuansa kuning, ungu, dan hijau di seberang jalan.

 

Saya hampir mengira kalau museum ini tutup, sangking sepinya. Karena saya kira tutup, saya langsung keluar setelah 1 menit tengak tengok di dalam. Tak lama kemudian ada seorang perempuan ramah yang mengejar saya dan suami.

 

“Maaf, saya kira tidak ada pengunjung. Silahkan masuk lewat sini.” *Dalam Bahasa Inggris*

“I..iyaa terimakasih” jawab saya yang kaget karena keramah tamahannya. Dia sampai berlari mengejar kami berdua yang sudah sampai di pintu keluar. Dari suaranya, dia terdengar seperti merasa bersalah dan tidak enak hati.

 

Museum ini terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama diisi oleh pameran lukisan dan benda-benda bersejarah lainnya, seperti kamera pertama di dunia dan senjata para ksatria Hungaria.

 

Di lantai dua, terdapat museum interaktif yang menyajikan karya seni anak dan video tentang perubahan iklim dan lingkungan. Sedangkan di lantai tiga terdapat figur-figur hewan yang dibuat dalam ukuran aslinya untuk kepentingan edukasi. Di akhir kunjungan, kita diberi souvenir berupa post card khas Subotica. Sudah gratis, staffnya baik, museumnya unik dan sepi, dikasih hadiah pula, perfect banget, kan?

Pengalaman pakai Jenius di Luar Negeri

5. Golden Lamb Hotel

Golden Lamb Hotel dirombak oleh arsitek lokal bernama Titus Mačković pada tahun 1904 dengan gaya Art Nouveau ala Munich. Sejak dulu, bangunan yang tampak anggun ini dijadikan markas klub militer setempat. Saya tidak sempat mengunjungi bagian dalam tempat ini karena hari sudah mulai gelap waktu itu.

Traveling ke Serbia 2023: Subotica Saving Bank

6. Subotica Saving Bank Palace

Bangunan ini adalah bangunan pertama di Subotica yang mengadopsi penggunaan permukaan kaca besar pada bangunan, memberikan kesan terbuka dan modern. Bangunan ini sangat terawat dengan baik dan juga dibangun dalam gaya Art Nouveau. Lantai dan dindingnya memiliki dekorasi yang sangat unik. Bisa kamu lihat sendiri dari foto-foto ini.

Berapa Budget yang Dikeluarkan Selama Perjalanan? Tracking Pengeluaran Selama Perjalanan Pakai Aplikasi Jenius

Budget traveling mandiri ke Serbia #Jalan2Jenius

#Jalan2Jenius ke Serbia 2023 – Seumur hidup saya gak pernah menyangka bahwa saya akan menghabiskan uang sebanyak 30 juta lebih dalam waktu kurang dari dua minggu. 30 juta ini sudah termasuk hotel, transportasi, dan makan untuk dua orang, tapi belum termasuk tiket pesawat PP.

 

Harga tiket pesawat PP Jakarta – Serbia adalah 29 Juta berdua menggunakan maskapai Emirates dan disambung dengan Fly Dubai. Saya pesan tiket langsung lewat aplikasi Emirates untuk mendapatkan harga tiket lebih murah. Note: Harga ini bisa lebih murah jika kamu pakai jasa Travel Agent, ya. Budget di atas adalah budget traveling ke Serbia mandiri ke 3 kota.

 

Nah, salah satu fitur unggulan dari aplikasi Jenius yang saya sukai adalah adanya Moneytory. Sepertinya Moneytory itu kependekan dari Money History alias Riwayat Pengeluaran Uang. Nah, dari fitur ini, kita bisa mengetahui kemana saja uang kita keluar. Apakah dominan dipakai untuk makan, untuk entertainment, transportasi, bayar tagihan, dan lain-lain.

 

Jadi, pola pengeluaran kita bisa lebih mudah dipahami. Ini sangat membantu untuk para traveler. Misalnya, saat ke Serbia, saya jadi sadar kalau pengeluaran saya terlalu boros untuk transportasi. Maka kedepannya, saya jadi bisa mengatur strategi pengeluaran yang bisa menekan biaya transportasi untuk rencana traveling saya selanjutnya.

 

Intinya, Jenius membuat saya dapat membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana dan merencanakan anggaran dengan lebih efisien. Sejak ada Jenius, saya jadi lebih percaya diri untuk merencanakan traveling internasional saya berikutnya. Habis ini, kira-kira #jalan2jenius kemana lagi, yah? 😊

Tulisan ini diikutkan dalam #kompetisiblogjenius 

Scroll to Top