Percaya gak, kalau manusia itu ‘terkadang’ mirip dengan tokek?

 

Bukan mirip rupanya yah, tetapi perilakunya.

 

Nyatanya, manusia bisa ‘berperilaku seperti tokek’ saat sedang melakukan kegiatan yang menyerap fokus dan atensinya.

 

Kok Bisa?

 

Tokek adalah hewan yang tidak pernah berkedip, persis seperti kita saat fokus melakukan kegiatan yang memerlukan fokus dan atensi visual tinggi. Misalnya, saat kita fokus di depan layar laptop, untuk merangkai kata demi menghasilkan artikel blog layak baca, agar nama kita bisa bertengger di jajaran para pemenang lomba. :p

 

Bedanya, tokek tak berkedip karena memang tidak bisa, bukan karena terdistraksi oleh apa yang tersaji di depan mata.

 

Kamu mungkin tidak sadar kalau manusia itu cenderung jarang mengedipkan mata saat melakukan kegiatan yang menyerap fokusnya. Menurut Dr. Nina Asrini Noor SpM: “…pada saat fokus, frekuensi berkedip jadi berkurang, sehingga mata terasa seperti mengganjal, mata mudah merah, mata gatal dan terasa berpasir.”

Padahal berkedip adalah cara kita membasahi permukaan mata, supaya mata kita tetap terjaga kelembapannya. Dengan demikian, jika jarang berkedip jadi kebiasaan, maka mata yang kering akan jadi keniscayaan.

 

Kamu mungkin bertanya-tanya: Kalau tokek gak bisa berkedip, lantas bagaimana cara tokek menjaga matanya agar bisa tetap lembap?

 

Nah, pada artikel kali ini, saya ingin membagikan insight yang unik perihal solusi mata kering, terinspirasi dari mekanisme pelumasan mata seekor tokek. Penasaran? Yuk, simak bagaimana kita bisa memetik manfaat besar dari makhluk kecil satu ini!

Bagaimana Cara Tokek Menjaga Kelembaban Matanya?

Tidak seperti tokek, mata manusia punya dua sumber air mata:

  1. kelenjar air mata (lacrimal glands) yang akan langsung mengeluarkan air mata saat kita merasa sedih dan marah, dan saat mata kita kemasukan debu atau kotoran.
  2. kelopak mata, yang menghasilkan lapisan air mata terus menerus saat kita berkedip.

Sementara itu, tokek tidak memiliki kelopak mata seperti kita, sehingga tokek harus menjilat matanya untuk membasahi mata supaya tetap lembap dan bersih dari kotoran. Seekor tokek juga jarang menjalankan aktivitasnya di siang hari agar matanya tidak terlalu sering terpapar sinar UV.

Tokek vs Manusia di Era Digital

Tidak seperti tokek yang harus jadi makhluk nokturnal dan menjilati mata agar terhindar dari mata kering, kita sebagai manusia hanya perlu mengedipkan mata agar mata tetap lembab dan nyaman.

 

Meskipun begitu, tokek tidak perlu duduk 8 jam bekerja di depan layar untuk mencari nafkah. Tokek juga tidak dituntut untuk menjadi digital savvy demi beradaptasi terhadap perkembangan teknologi.

 

Kita dan tokek sama-sama suka apel. Namun ‘apel’ bagi mereka adalah untuk dimakan, sementara apel kita untuk memfoto makanan T_T. Singkatnya,  risiko mata kering akan lebih mudah dihindari oleh tokek.

Di era digital ini, mata kering atau sindrom mata kering sangat sulit kita hindari. Kita cenderung menghabiskan banyak waktu untuk menatap layar gawai atau layar perangkat elektronik lainnya. Kegiatan esensial seperti bekerja dan belajar kini dilakukan melalui perangkat elektronik, bukan?

 

Bahkan, menurut Laporan dari Data.AI yang berjudul State of Mobile 2024, masyarakat Indonesia berada di peringkat pertama sebagai masyarakat dengan frekuensi penggunaan gawai terlama di dunia, yaitu rata-rata 6,05 jam/ hari.

 

Selain itu, sindrom mata kering juga bisa disebabkan oleh penyakit bawaan seperti rheumatoid arthritis, keratoconjunctivitis, dan xerophtalmia.

 

Oleh karena itu, meskipun manusia sudah dibekali dua sumber air mata alami, gejala mata kering tetap sangat sulit dihindari.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Tokek dalam Mengatasi Mata Kering?

atasi mata kering terinspirasi dari tokek

Tahukah kamu kalau struktur mata manusia dan tokek hampir mirip? Itu lah alasan mengapa tokek (khususnya, tokek karibia) sering dijadikan subyek penelitian kesehatan mata oleh peneliti mata. Oleh karena itu, ada beberapa perilaku tokek yang bisa kita jadikan landasan dalam mengatasi mata kering.

 

Pertama, tokek menjilat matanya agar tetap lembap, bukan? Artinya, untuk menjaga mata tetap lembap dan bersih, tokek memanfaatkan cairan yang tidak berasal dari matanya yaitu air liur dari lidahnya. Sama seperti tokek, kita juga bisa memanfaatkan sumber air mata lain untuk melembapkan mata, yaitu dengan air mata buatan alias artificial tears. 

 

Saat mata kita terlanjur terasa gatal, perih, dan mengganjal, kita bisa teteskan air mata buatan untuk melumasi mata kita. Ada banyak produk artificial tears untuk mata kering dalam bentuk obat tetes mata. Salah satu merek obat tetes mata kering yang ampuh meredakan gejala mata kering dengan instan adalah Insto Dry Eyes

 

Kedua, tokek cenderung menghindari waktu siang dan menghabiskan sebagian besar aktivitasnya di malam hari demi meminimalisir kontak mata dengan sinar UV. Nah, kita juga perlu mengontrol intensitas sinar UV yang masuk ke mata kita. Selain sinar UV, kita juga harus bisa meregulasi intensitas paparan sinar biru dari layar gadget dan perangkat elektronik lainnya.

Tahukah kamu apa yang terjadi ketika tokek mengidap mata kering? Menurut penuturan para pemelihara tokek, saat mata tokek kering, akan terbentuk kerak atau lapisan kering di sekitar matanya. Saat hal ini terjadi, tokek jadi tidak bisa beraktivitas dengan normal dan bertingkah seperti makhluk buta.

 

Mata kering juga bisa mempersulit manusia untuk beraktivitas normal dan produktif, lho. Menurut data dari Universitas Alabama, masalah penglihatan seperti mata kering, dapat menurunkan produktivitas manusia sebanyak 29%.

 

Selain mata sepet, gatal, dan perih, ada beberapa gejala mata kering lainnya yang harus kamu kenali nih sebelum terlambat. Karena meskipun frasa “mata kering” mungkin terdengar sepele bagi sebagian orang, tetapi jika dibiarkan, dampaknya akan sangat meresahkan.

Gejala yang paling umum dirasakan oleh penderita mata kering, antara lain:

  1. Sensasi panas dan gatal pada mata
  2. Mata mudah mengeluarkan kotoran (mudah belekan)
  3. Sensitif terhadap cahaya
  4. Mata mudah merah
  5. Mata terasa seperti ada yang mengganjal dan berpasir, yaitu sensasi mata seperti kelilipan meskipun tidak ada kotoran
  6. Kesulitan pakai lensa kontak
  7. Sulit fokus melihat saat cahaya rendah (misalnya, sulit fokus melihat saat berkendara di malam hari)
  8. Mata berair
  9. Mata sepet dan lelah, yaitu mata pegal seperti kurang tidur meskipun sudah tidur cukup

Gejala mata kering no.8: mata berair mungkin terkesan paradoksal. Mata berair kok jadi salah satu gejala mata kering? Bukannya, mata kering adalah kondisi mata yang kurang cairan?

Kenapa Mata Berair adalah Salah Satu Gejala Mata Kering?

Nah, jadi begini, di atas saya sudah jelaskan bahwa mata kita memiliki dua sumber air mata: kelenjar mata (Sumber 1) dan kelopak mata (Sumber 2).

 

Sumber 1 dapat langsung terpicu untuk mengeluarkan air mata saat ada yang salah dengan mata kita. Misalnya, saat mata kita kemasukan kotoran, debu, saat emosi hingga ingin menangis, atau saat iritasi. Jadi, si Sumber air mata 1 ini hanya mengeluarkan air mata  sebagai respons terhadap masalah mata.

 

Sementara itu, saat kita jarang berkedip, Sumber 2 jadi kurang membasahi permukaan mata sehingga mata menjadi kering. Keadaan ini lah yang memicu Sumber 1 untuk mengeluarkan air mata, sebab Sumber 1 merasa ada yang salah dengan mata kita.

Bahaya Mata Kering jika Dibiarkan Tak Terobati
(Based on True Story)

inspirasiku atasi mata kering

Meski mata kering adalah penyakit fisik, tetapi jika dibiarkan tak terobati, dampaknya juga dapat menyerang psikis.

 

Sebagai bagian dari generasi sandwich, saya tidak bisa terpaku mendulang rupiah pada satu sumber saja. Gaji saja tidak cukup kalau mau hidup nyaman sebagai generasi sandwich. Itu lah alasan mengapa saya nyambi sebagai freelance writer.

 

Penghasilan saya dari freelancing menulis dari satu media ke media lain sangat lah tak menentu. Salah satu jalan ninja untuk dapat penghasilan lebih besar adalah dengan mengikuti kompetisi menulis.

 

Singkat cerita, pada bulan Desember, terdapat deadline pengumpulan karya lomba. Saya yang bertekad untuk menang, sudah mati-matian meracik tulisan dan materi pendukungnya sematang mungkin sebelum saya sajikan. Pengumpulan materi dan penyusunan draft tulisan saya lakukan selama 3 minggu.

 

Namun naas, saat saya hendak menuangkan tulisan saya di WordPress untuk diterbitkan, plugin elementor saya mengalami gangguan. Animasi, gambar, dan elemen lainnya dari tulisan saya hilang tanpa bisa direstorasi. Halaman postingan blog saya hancur total. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, sementara deadline-nya adalah pukul 00:00.

 

Sesuatu membubung dari dada saya kemudian naik ke pelupuk mata. Tak terasa, mata saya memanas dan air mata saya menetes tanpa suara. Padahal saya sudah tidak tidur selama 2 hari demi menuntaskan dan menyempurnakan tulisan saya. Masa-masa persiapan menulis yang dihiasi dengan malam-malam minim tidur, jadi terasa sia-sia

Esok harinya, mata saya serasa perih, sepet, dan pegal sepanjang hari. Waktu itu saya pikir ini hanya karena kurang tidur dan banyak menangis. Hingga hampir satu bulan berlalu, mata saya masih menunjukkan gejala yang sama: mata sepet, kering, keluar kotoran banyak (belek) khususnya saat bangun tidur, sensitif terhadap cahaya, dan pandangan saya sering berkabut.

 

Saya pun jadi mudah marah. Pernah saya membentak suami saya karena dia mengganti lampu kamar menjadi lebih terang. Mata saya tidak tahan jika terpapar sinar waktu itu. Gejala mata kering yang awalnya serasa ringan, lama kelamaan jadi meresahkan. Produktivitas saya di kantor juga jadi terganggu karena sibuk mengucek mata dan bolak-balik cuci muka. Semakin keruh penglihatan saya, semakin keruh juga suasana hati saya.

 

Awalnya saya masih denial alias menyangkal kalau ini adalah masalah mata kering. Saya pikir mungkin ini hanya efek stres dan kecewa pasca kegagalan bulan lalu.

#InstoDryEyes: Must Have Item untuk Digital Savvy

insto dry eyes solusi atasi mata kering

Nah, untungnya, suami saya yang bekerja sebagai programmer, sudah terlebih dulu mengadopsi gaya hidup digital dibanding saya. Sepertinya dia mengerti dengan kondisi saya, dan menyuguhi obat tetes mata merek Insto Dry Eyes.

 

Awalnya saya tidak berharap banyak dari obat tetes tersebut. Namun, selang beberapa detik kemudian, saya tertegun dengan efek instant relieve (penyembuhan instan) yang diberikan. Mata saya rasanya lebih segar dan rasanya seperti kotoran-kotoran di mata hilang semua. Penglihatan saya perlahan membaik, begitu pula suasana hati saya.

 

Itu lah cerita asal muasal penemuan #SolusiMataKering terbaik versi saya. 

 

Kasus ini memang hanyalah satu contoh dari satu orang.  Namun, menurut penelitian dokter mata, Ann Marie Griff, O.D., mata kering yang terlalu lama diabaikan, dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Selain itu, mata kering yang tak terobati dapat menimbulkan komplikasi seperti iritasi kornea dan konjungtivitis.

 

Jadi, penting banget bagi para digital savvy untuk dapat mengenali gejala mata kering sedini mungkin sebelum keseharianmu jadi penuh drama. 

inspirasiku atasi mata kering insto dry eyes
Scroll to Top