KBA Pekayon: Wujud Hakikat Keberlanjutan di Berbagai Aspek Kehidupan
Bekasi 2024 – Mendung bergelayut menyelimuti langit Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pria berjanggut putih itu tersenyum riuh saat menghirup semerbak petrikor yang menyeruak menyambut rintik hujan. Konon, petrikor memang merangsang hormon kebahagiaan bagi sebagian orang. Namun, bukan itu saja yang mengukir senyum di wajah pria itu. Suasana kesejukan di area tempat tinggalnya juga memberikan nostalgia bak di kampung halamannya.
Siapa sangka suasana seperti ini bisa dinikmati di Kota Bekasi?
Pria itu adalah Mulyanto, salah satu tokoh penggerak Kampung Berseri Astra (KBA) Pekayon. Meskipun Mulyanto tinggal di Kota, tetapi kondisi lingkungannya sudah disulap sedemikian rupa hingga terasa se-nyaman dan se-asri kampung halamannya.
Dok. Proklim RW 11 KBA Pekayon
Bak hidden gem, kondisi KBA Pekayon tersebut sangat kontras dibandingkan dengan hingar-bingar Kota Bekasi yang santer akan kepadatan penduduk dan kemacetannya. KBA Pekayon bahkan sering dijadikan referensi kampung pembelajaran pengelolaan lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI hingga saat ini.
Fakta ini otomatis memantik pertanyaan: Bagaimana KBA Pekayon mampu mentransformasi lingkungan dan komunitasnya menjadi sedemikian ideal di daerah perkotaan yang padat penduduk?
Table of Contents
ToggleMeraih Asa Bersama Astra Terapkan Keberlanjutan
Dok. Proklim RW 11 KBA Pekayon
Tahu kah kamu apa salah satu sifat asli orang Indonesia? Ya, Gotong Royong. Konon, gotong royong adalah istilah asli Bahasa Indonesia yang mencerminkan budaya kerja sama. Sifat ini adalah salah satu modal bangsa mencapai kemerdekaan 79 tahun silam. Sapu lidi memang lebih kuat daripada satu lidi.
Berawal dari gotong royong pula KBA Pekayon ini terbentuk. Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Kota Bekasi Tahun 2005, timbulan sampah yang terdapat di Kota Bekasi setiap hari sebesar 4.602 m3, sedangkan yang terangkut hanya 1.611 m3 atau 35 persennya saja, sementara sisa 2.991 m3 sampah tidak terangkut. Sebagai tambahan perspektif, 2.991 m3 sampah itu setara dengan berat rata-rata dari 297 mobil sedan!
Data Sampah Harian Kota Bekasi 2005
(Menurut Laporan Status Lingkungan Hidup Kota Bekasi Tahun 2005)
No Data Found
Oleh karena itu, masalah lingkungan yang diakibatkan oleh hal ini sangat serius saat itu di Kota Bekasi. Hampir seluruh kelurahan di Kota Bekasi terkena dampaknya, tak terkecuali Kelurahan Pekayon Jaya.
Keresahan mutual yang dirasakan oleh para ibu rumah tangga terkait sampah di lingkungan mereka menjadi landasan untuk bekerjasama aktif merawat lingkungan. Seluruh warga dari RW 08, 09, 10, dan 11 Pekayon Jaya bersatu bergotong-royong menginisiasi gerakan pelestarian lingkungan. Menariknya, warga di wilayah seluas 17 hektar ini didominasi oleh lansia pensiunan usia 55 tahun ke atas. Tak heran, KBA Pekayon populer dengan sebutan “Kampung Pensiunan”.
Warga Pekayon Jaya kemudian membuktikan bahwa usia bukan batasan. Mereka aktif dan konsisten melakukan pengelolaan sampah dan penghijauan di lingkungannya sejak tahun 2005.
Sepuluh tahun kemudian, gayung bersambut, kata berjawab. Kiprah warga Pekayon Jaya ini mendapatkan pengakuan luar biasa dari Astra. Wilayah gabungan RW 08, 09, 10, dan 11, kelurahan Pekayon Jaya, ditetapkan sebagai Kampung Berseri Astra (KBA) Pekayon pada tahun 2015. Dilantiknya wilayah gabungan 4 rukun warga tersebut sebagai KBA, membuat kegiatan pelestarian lingkungan semakin berkembang dan terarah.
Tidak hanya pelestarian lingkungan, Kampung Berseri Astra ini digagas berdasarkan 4 pilar kontribusi sosial Astra, yakni: Astra Untuk Indonesia Hijau (Pilar Lingkungan), Astra Untuk Indonesia Sehat (Pilar Kesehatan), Astra Untuk Indonesia Cerdas (Pilar Pendidikan), dan Astra Untuk Indonesia Kreatif (Pilar Kewirausahaan) yang selaras dengan tujuan global pada Sustainable Development Goals (SDGs).
Pada keempat pilar ini, Astra tidak hanya memberikan bantuan berupa kucuran dana, tetapi juga berupa pelatihan-pelatihan intensif. Sehingga, KBA Pekayon menjadi salah satu perwujudan konkrit dari keberlanjutan dalam berbagai aspek kehidupan.
Pilar Lingkungan: KBA Pekayon sebagai Kontributor Indonesia Hijau
Rumah Berseri KBA Pekayon (Dok. Titiek Bathoro)
“Puhun gempyok tempat neduh, batang koat peranti begantung”. Peribahasa Betawi ini mengandung makna bahwa pepohonan bukan hanya berfungsi sebagai pencegah perubahan iklim dan penjamin sirkulasi udara yang baik, tetapi juga sebagai medium yang menunjukkan bahwa manusia adalah bagian yang tak terpisahkan dari alam.
Selain itu orang Betawi percaya bahwa pohon adalah ruang leluhur yang memberikan ketenangan batiniah. Kelekatan hubungan masyarakat Betawi dengan alam juga tercermin dalam berbagai macam ornamen Betawi. Misalnya, Tumpal atau Gunung yang memiliki arti kekuatan dan keseimbangan alam. Kemudian, Tapak dara dan Kecubung yang memiliki makna kedekatan masyarakat Betawi dengan alam serta pengetahuan masyarakat Betawi mengenai tanaman obat.
Kata Pekayon sendiri berasal dari Toponimi Betawi yang artinya “Tukang Kayu” atau “Pengrajin Kayu”. Artinya, dilihat dari garis keturunan dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi, warga Pekayon adalah masyarakat yang dekat dengan alam.
Di KBA Pekayon, pilar lingkungan adalah yang paling menonjol, baik dari segi prestasi maupun jumlah program yang dijalankan. Hal ini sejalan dengan sejarah terbentuknya KBA Pekayon, yang diprakarsai oleh gerakan kolektif para ibu yang gusar dengan masalah sampah di lingkungannya, dan mendambakan lingkungan asri dan sehat. Berikut adalah beberapa program unggulan yang berfokus pada pilar lingkungan di KBA Pekayon.
1. Program Kampung Iklim (PROKLIM)
(Dok. Tamara Puspita & Titiek Bathoro)
Suatu daerah yang diberikan predikat sebagai Proklim adalah daerah yang berpartisipasi aktif dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim secara terintegrasi, di mana partisipasi aktif masyarakat dalam upaya ini diakui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Proklim memiliki empat tingkatan, yakni: Proklim Pratama, Madya, Utama, dan Lestari. Pada tahun 2018, setelah dilakukan penilaian dari pihak KLHK, KBA Pekayon RW 11 langsung diberikan predikat Utama. Kemudian, empat tahun berikutnya, pada tahun 2022, KBA Pekayon RW 11 berhasil menyabet predikat Proklim Lestari, yakni predikat Proklim tertinggi dari KLHK, di mana RW 08, 09, dan 10 menjadi RW binaan-nya.
Sebagai penyandang predikat Proklim Lestari, KBA Pekayon RW 11 mengemban tanggung jawab besar untuk terus konsisten mempertahankan dan mengembangkan kualitas lingkungannya. Oleh karena itu, dibuat lah Program Pengembangan Proklim RW 11 Tahun 2023 – 2025, yang terdiri dari program-program berikut ini:
1.1 Peningkatan penggunaan Solar Cell (Panel Surya)
Di area Fasum RW 11, yang biasa digunakan untuk senam pagi dan kegiatan KBA lainnya, terlihat panel surya yang rapih terpasang di bagian atap. Panel surya ini dijadikan sumber listrik penerangan Fasum, serta untuk aktuator mesin dan penyulingan air.
Potensi emisi karbon yang akan direduksi dari PLTS itu sendiri mencapai 2,86 Ton CO2 eq/tahun, dan potensi penghematan biaya listriknya mencapai 4 juta per tahun.
Ke depannya, panel surya ini akan ditingkatkan penggunaannya perlahan-lahan untuk penerangan jalan utama, taman-taman umum, pos keamanan, sumber listrik cold storage untuk penyimpanan hasil panen pertanian kota dan UMKM, sumber listrik keadaan darurat, dan sebagai sumber kegiatan pertanian sistem hidroponik dan akuaponik.
1.2 Sosialisasi dan pengadaan Kendaraan Listrik
Menurut penuturan Ibu Lala Ghozali, Wakil Ketua Proklim RW 11, pengadaan kendaraan-kendaraan listrik ini nantinya akan memiliki empat fungsi, antara lain:
- sebagai kendaraan pengunjung yang mengunjungi RW 11 untuk wisata edukasi dan sosialisasi,
- sebagai sarana transportasi distribusi dan pemasaran produk UMKM dan hasil panen pertanian kota KBA Pekayon,
- sarana transportasi pengangkut bahan baku kompos, dan
- kendaraan pengangkut air yang berkeliling untuk menyirami taman dan kebun di seluruh wilayah KBA Pekayon.
1.3 Digitalisasi
Aplikasi smartphone berbasis android untuk pengunjung wisata edukasi lingkungan RW 11 sedang dikembangkan. Sebagai gambaran, aplikasi ini nantinya akan berisi navigasi peta area wisata, yang disertai deskripsi tempat, foto-foto terbaru, informasi kontak dan web, dan lain-lain. Aplikasi ini kelak akan memudahkan para pengunjung wisata edukasi untuk menggali informasi dan melakukan penelitian.
Selain itu, ada juga pelatihan fotografi dan videografi untuk para penggiat lingkungan di KBA Pekayon, pelatihan digital marketing untuk memasarkan produk UMKM KBA Pekayon, dan pembuatan website untuk mempromosikan kampung edukasi wisata.
KBA Pekayon RW 11 menargetkan diri untuk menjadi Kampung Wisata Edukasi Lingkungan pada 2027 mendatang.
“Jadi setiap wilayah harus punya mimpi, sehingga dari mimpi itu kita dapat terus terpacu. Kita punya road map di sana sampai 2027, Kampung wisata adalah bagaimana kami bisa menjadi tempat tujuan orang-orang yang hadir di sini menikmati keadaan seperti ini. Kami sangat sering dapat kunjungan-kunjungan dari berbagai wilayah, nah dari sinilah kami meniatkan untuk kemudian maju menjadi kampung wisata edukasi lingkungan.” Ujar Ketua KBA Pekayon Bekasi, Eko Purwanto, dalam Workshop Wartawan Lingkungan Astra 2023 di KBA Pekayon.
Selain Proklim, program unggulaan lainnya adalah Bank Sampah untuk sampah anorganik, Rumah Kompos dan Pengolahan Eco-Enzyme dari sampah organik, Rumah Bibit dan Urban Farming dengan sistem hidroponik.
2. Bank Sampah Lestari untuk Sampah Anorganik
Dok. Titiek Bathoro
“Ngapain sih, bu? Kaya pemulung aja”, ujar anak sulung ibu Azmi—warga RW 11 KBA Pekayon— saat pertama kali melihat ibunya memilah sampah untuk diangkut ke Bank Sampah Lestari. Maklum, suatu perubahan pastinya tidak melulu mendapatkan respons baik di awal. Dibutuhkan adaptasi dan konsistensi untuk menciptakan perubahan.
Padahal, kegiatan Bank Sampah, dan sejenisnya, memberikan ibunya suatu kesibukan yang berarti, wadah bagi ibunya untuk menyalurkan hobi dan untuk bersosialisasi. Seiring bertambahnya usia sang buah hati, tanpa sadar ada ruang kekosongan dalam diri. Nah, aktivitas baru ini lah yang mampu mengisi celah kekosongan itu, setidaknya untuk Ibu Azmi.
Selain itu, awalnya hanya satu RW saja yang mengirim sampah ke Bank Sampah Lestari, itu pun masih belum konsisten. Namun, per-Oktober 2023, Bank Sampah Lestari sudah menampung sampah dari ke-empat RW KBA Pekayon. Pengangkutan sampah dari Bank Sampah Lestari ke Bank Sampah Induk Patriot (BSIP) Bekasi pun sudah bisa dilakukan secara serentak sebulan sekali.
Bahkan, keluarga ibu Azmi yang awalnya ogah-ogahan untuk kirim sampah ke Bank Sampah, sempat berhasil memenangkan Rumah Berseri Terbaik pada lomba 17 Agustus tahun 2023 silam.
2.1 Alur Kerja Bank Sampah Lestari dan Dampak Jangka Panjangnya
Dok. Tamara Puspita
Bank Sampah Lestari KBA Pekayon bekerja sama dengan BSIP Bekasi, mengadakan penimbangan dan pengangkutan sampah warga yang sudah dipilah-pilah dan dibersihkan secara rutin.
Awalnya, setiap warga harus memilah-milah sampah rumah tangganya. Sampah-sampah yang dipilah antara lain, sampah kemasan makanan, kemasan produk kosmetik dan detergen, beling dan kaleng, duplex, dan sampah organik seperti sisa sayur, buah, dan dedaunan atau rumput pekarangan.
Sampah residu berupa beling dan kaleng ini adalah yang tidak laku dijual ke Bank Sampah. Sementara itu, sampah organik diangkut ke Pusat Pengelolaan Sampah Pilah untuk diolah menjadi kompos dan eco-enzyme. Setelah dipilah-pilah, sampah anorganik ini juga dibersihkan, sebelum diangkut ke Bank Sampah Lestari.
Nantinya, setiap sebulan sekali, pihak BSIP akan menimbang sampah di Bank Sampah Lestari ini. Setelah ditimbang, sampah akan diangkut ke Bank Sampah Induk. BSIP kemudian mendistribusikan sampah-sampah yang layak dijual ke berbagai mitra daur ulang.
Dengan sistem ini, masyarakat KBA Pekayon berperan aktif dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil penjualan sampah yang bisa didaur ulang.
Dok. Titiek Bathoro
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada tahun 2023, total timbulan sampah harian Kota Bekasi adalah sekitar 3500 meter kubik. Jumlah ini menurun 76 persen sejak tahun 2005. Selain itu, jumlah sampah terangkutnya juga sudah melebihi 60 persen dari total volume sampah harian.
Penurunan jumlah timbulan sampah ini memang bukan semata-mata disebabkan oleh KBA Pekayon saja. Namun, perlu digarisbawahi bahwa KBA Pekayon adalah salah satu KBA yang sering dijadikan acuan oleh KLHK Indonesia untuk studi lingkungan. Ini mengindikasikan bahwa KBA Pekayon memainkan peran besar dalam efektivitas pengelolaan sampah di Kota Bekasi.
Volume Sampah Harian Kota Bekasi 2005
No Data Found
Volume Sampah Harian Kota Bekasi 2023
No Data Found
Penanganan sampah masa kini, seharusnya sudah tidak lagi secara retributif dengan membayar iuran retribusi sampah semata, tetapi haruslah secara kontributif dengan ikut memilah-milah sampah seperti diluar negeri. Kita terlambat 70 tahun dari negara Singapura dalam hal penanganan sampah. Oleh karena itu, program Bank Sampah Lestari ini bisa dijadikan contoh untuk turut diterapkan di wilayah lainnya di seluruh Indonesia.
3. Rumah Kompos dan Pengolahan Eco-Enzyme dari Sampah Organik
Sampah anorganik didaur ulang di Bank Sampah dan hasil penjualan daur ulangnya akan dibagikan ke nasabah Bank Sampah. Sementara itu, untuk sampah organik, pengolahannya dilakukan secara mandiri oleh ibu-ibu KBA Pekayon. Sampah organik dari sisa buah dan sayur akan diolah menjadi pupuk kompos dan eco-enzyme.
3.1 Rumah Kompos
Dok. Proklim RW 11 KBA Pekayon
Gambar di atas adalah mesin kompos atau mesin pencacah milik Rumah Kompos KBA Pekayon. Lokasi pembuatan kompos dilakukan di sudut halaman, karena teduh dan mudah diakses.
Mesin pencacah tersebut berfungsi untuk mencacah bahan organik, seperti sisa sayur, buah, daun, ranting, dan bahan kompos lainnya, menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga proses dekomposisi bisa lebih cepat. Jika tidak dicacah terlebih dahulu, dekomposisi bisa memakan waktu hingga enam bulan. Namun, jika dicacah menjadi bagian-bagian kecil, dekomposisinya bisa lebih cepat menjadi sekitar dua sampai tiga bulan saja.
Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari penguraian bahan organik tersebut melalui proses alami yang melibatkan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Proses ini lah yang disebut sebagai dekomposisi.
Pupuk kompos kaya akan nutrisi yang penting bagi tanah dan tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Selain itu, kompos juga mengandung mikroorganisme yang dapat meningkatkan kesehatan tanah.
Kompos adalah alternatif alami dari pupuk kimia yang mengandung zat-zat berbahaya bagi lingkungan. Dengan menggunakan kompos, pertanian kota dapat lebih berkelanjutan dan mengurangi jejak karbon.
Nantinya, pupuk kompos yang dihasilkan bisa digunakan untuk rumah bibit dan pertanian kota KBA Pekayon. Selain itu, sisanya bisa dijual untuk menambah pendapatan KBA.
3.2 Pengolahan Eco-enzyme
Dok. Titiek Bathoro
Eco-enzyme adalah cairan serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik, terutama kulit buah dan sayuran, dengan tambahan gula dan air. Proses fermentasi ini menghasilkan enzim-enzim alami yang memiliki berbagai manfaat untuk lingkungan, seperti membersihkan udara (air purifier), menyuburkan tanah, dan menyaring air. Selain itu, eco-enzyme dapat digunakan sebagai desinfektan alami, pembersih rumah tangga, dan bahkan pupuk organik.
Cara membuat eco-enzyme cukup sederhana, yaitu dengan mencampurkan sampah organik (kulit buah dan sayuran), gula (bisa gula merah), dan air dalam perbandingan 3:1:10. Campuran ini kemudian difermentasikan selama kurang lebih tiga bulan di dalam wadah tertutup. Setelah proses fermentasi selesai, cairan yang dihasilkan memiliki sifat antibakteri dan ramah lingkungan, sehingga bisa digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari.
Dok. Titiek Bathoro
Eco-enzyme dari KBA Pekayon dimanfaatkan untuk penyemprotan pembersihan udara saat COVID-19 melanda. Bahkan, produk eco-enzyme dari KBA Pekayon ini turut dimanfaatkan sebagai disinfektan udara untuk pencegahan virus COVID-19 di berbagai wilayah lain di Kota Bekasi.
Selain itu, eco-enzyme ini juga dimanfaatkan sebagai booster alami yang membantu menyuburkan tanaman. Karena kepopulerannya, eco-enzym produksi KBA Pekayon juga banyak dijual, baik secara daring maupun luring di berbagai acara bazar. Sehingga, produk eco-enzyme ini juga turut memajukan UMKM di KBA Pekayon.
4. Rumah Bibit dan Hidroponik
Dok. Titiek Bathoro
Rumah bibit itu ibarat rumah bayi, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) KBA Pekayon adalah ibunya. Rumah bibit atau rumah semai adalah rumah atau fasilitas yang dirancang untuk menyemai, menumbuhkan, dan merawat bibit tanaman hingga siap ditanam di lahan terbuka atau dipindahkan ke pot yang lebih besar.
Layaknya seorang ibu, lingkungan rumah bibit dikondisikan oleh ibu-ibu KWT agar terkendali untuk bibit, melindungi bibit dari cuaca buruk, hama, atau faktor-faktor lain yang dapat merusak bibit pada tahap awal pertumbuhannya. Setiap warga bisa mengambil bibit dari Rumah Bibit. Dengan kontrol lingkungan yang baik, bibit dari sini memiliki peluang yang lebih besar untuk tumbuh dengan sehat dan kuat sebelum dipindahkan ke lahan utama atau pot, sehingga dapat meningkatkan hasil panen warga.
Selain itu, biopori juga dibuat di sekitar rumah warga untuk meningkatkan kesuburan tanaman. Biopori adalah lubang-lubang kecil yang dibuat di permukaan tanah dan diisi dengan sampah organik. Lubang ini berfungsi sebagai solusi alami untuk mengurangi genangan air, mencegah banjir, dan meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah.
Biopori juga berfungsi untuk pengomposan alami karena sampah organik yang dimasukkan ke dalamnya akan diurai oleh mikroorganisme, sehingga dapat memperkaya unsur hara tanah. Di RW 11, setiap rumah memiliki dua biopori, sementara di RW lainnya, biopori tersebar secara sporadis.
Dok. Titiek Bathoro
Salah satu primadona bibit di KBA Pekayon adalah bibit melon emas. Bahkan, saat tanaman melon milik Ibu Tuty Samsul — warga RW 08 — sudah berbuah, buah melonnya dilelang dan berhasil dijual dengan harga 120 ribu rupiah. Kenapa dilelang? Karena hampir seluruh warga menginginkan melon tersebut, sehingga dibuatlah sistem lelang agar lebih adil.
4.1 Hidroponik untuk Pertanian Kota
Dok. Titiek Bathoro
Kekurangan luas tanah untuk bertani? No Problem! Di perkotaan, sudah banyak pertanian yang berhasil dilakukan tanpa media tanah dengan metode hidroponik. Dengan metode ini, tanaman ditanam pada media tanam lain seperti batu apung, pasir, atau serat kelapa untuk menopang akar, sementara air yang mengandung nutrisi akan dialirkan ke tanaman.
Dengan menerapkan sistem Hidroponik, penanaman dalam ruang terbatas dapat dilakukan, seperti di atap, balkon, atau di halaman rumah yang sempit sekalipun. Bahkan, sistem vertikal (verticulture) dapat digunakan untuk memaksimalkan penggunaan ruang.
Selain itu, dibandingkan dengan pertanian tradisional, hidroponik membutuhkan air 70-90 persen lebih sedikit. Air yang digunakan dapat didaur ulang dalam sistem, sehingga sangat cocok untuk wilayah perkotaan yang memiliki keterbatasan air. Karena nutrisi diberikan langsung ke akar, tanaman hidroponik juga sering tumbuh lebih cepat daripada tanaman yang ditanam di tanah.
Hidroponik juga dapat mengurangi kebutuhan pestisida karena tidak ada kontak dengan tanah, yang merupakan sumber hama. Dengan demikian, pertanian kota dapat menghasilkan sayuran dan buah-buahan yang lebih sehat dan organik.
Sistem Hidroponik juga menjadi solusi ketahanan pangan di KBA Pekayon. Sistem ini mengatasi masalah akses pangan di perkotaan dengan menghasilkan sayuran segar di dekat konsumen, sehingga mengurangi biaya transportasi, serta meningkatkan keberlanjutan sistem pangan lokal.
Dok. Titiek Bathoro
Di KBA Pekayon, berbagai macam tanaman sayur organik sudah berhasil konsisten panen seperti cabai rawit, terong, kol, kacang panjang, kelor, kangkung, bayam, sawi samhong, pare, dan masih banyak lagi. Untuk pohon buah, terdapat pohon pisang, pepaya, jambu, jeruk, belimbing, nangka, dan lain-lain.
Rumah Bibit dan Hidroponik ini sering mendapatkan kunjungan dari berbagai wilayah. Bahkan, Dinas Lingkungan Hidup Papua pun sampai jauh-jauh datang dari ujung Timur Indonesia, untuk melakukan studi banding hidroponik dan pertanian kota di KBA Pekayon.
Kunjungan Dinas Lingkungan Hidup Papua ke KBA Pekayon (Dok. Lala Ghozali)
Pilar Kewirausahaan: UMKM dengan Prinsip Ekonomi Berkelanjutan ala KBA Pekayon
Dalam bahasa Indonesia, “mitra karsa selaras” dapat diartikan sebagai “mitra yang memiliki visi atau tujuan yang sejalan.” Frasa ini merujuk pada hubungan kerja sama antara pihak-pihak yang memiliki keselarasan dalam niat, tujuan, atau visi untuk mencapai sesuatu bersama. Itu lah mengapa nama Koperasi AkuBisa Mitra Karsa Selaras (MKS) dari KBA Pekayon adalah nama koperasi yang sempurna, setidaknya menurut saya.
Dok. Proklim RW 11 KBA Pekayon
Bagi UMKM di KBA Pekayon, koperasi MKS ini adalah lengan pendukung yang mempermudah hal-hal yang kurang efektif jika dilakukan sendiri—seperti pengadaan, pemasaran, hingga logistik. Dengan adanya koperasi, UMKM dapat lebih efektif bekerja sama dan berbagi beban di berbagai aspek operasional.
Tercatat sudah terdapat 50 UMKM yang berada di bawah payung naungan KBA Pekayon. Kehadiran koperasi ini diharapkan dapat menyatukan kekuatan UMKM ini. UMKM di KBA Pekayon ini juga bukan sembarang UMKM, melainkan UMKM yang mengadopsi prinsip ekonomi berkelanjutan.
UMKM Berkelanjutan ala KBA Pekayon
Di sudut mana pun kita mengedarkan pandang, UMKM selalu menyambut. Dengan rupa-rupa produk dan layanan yang ditawarkan, UMKM sudah merajalela di dunia maya maupun nyata.
UMKM menyediakan lapangan kerja terbanyak sekaligus solusi terbaik untuk pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi. Bahkan data pun berbicara, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2023, UMKM menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada di Indonesia.
Meskipun begitu, menurut penuturan Ketua Bidang UMKM Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), 69 persen pelaku UMKM di Indonesia masih belum paham mengenai praktik ekonomi berkelanjutan. Sekali pun ada yang sudah memahaminya, mereka banyak yang kesulitan memenuhi persyaratan kepatuhan lingkungan dan emisi gas rumah kaca.
Sekitar 78 persen Usaha Kecil mengalami kerugian karena persyaratan kepatuhan lingkungan dan emisi gas rumah kaca ini. Oleh karena itu, model UMKM berkelanjutan yang sudah berhasil bertahan dan meraih profit bisa dijadikan referensi studi untuk UMKM lainnya.
Karena terbukti sukses dalam menjalankan bisnis berkelanjutan, UMKM KBA Pekayon kerap kali diundang sebagai narasumber studi bisnis. Mereka juga sering memberikan workshop mengenai cara membuat produk-produk berkelanjutan yang berdaya saing tinggi.
1. Rumah Ecoprint Pekayon
Dok. Lala Gozali & Tamara Puspita
Produk ikon UMKM KBA Pekayon adalah produk fashion ecoprint dari Butik Gianti di bawah naungan Ibu Ir. Lala Gozali, wakil ketua Proklim RW 11 KBA Pekayon. Produk fashion berkelanjutan ini sudah sering dipamerkan di berbagai ajang fashion bergengsi seperti Jakarta Fashion Trend, Bekasi City Fashion Movement, hingga ajang fashion internasional bertajuk Fashion & Feast di Philadelphia, Amerika Serikat.
Daun yang digunakan untuk memberikan warna dan motif pada kain adalah daun matoa, ketapang, dan bodhi yang ditanam oleh mereka secara mandiri dan berkelanjutan. Workshop pelatihan teknik ecoprint juga sering diberikan untuk mereka yang tertarik melakoni bisnis serupa. Jadi, keuntungan dari rumah ecoprint ini bukan hanya dari hasil penjualan produk, tetapi juga dari kelas ecoprint yang mereka buka.
2. Variasi Minuman Organik
Dok. Titiek Bathoro & Tamara Puspita
Pamor produk olahan kedelai semakin melejit seiring dengan kenaikan tren pola hidup sehat dan ramah lingkungan di Indonesia. Selain itu, penggemarnya juga datang dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Produk minuman dari bunga telang juga sempat viral di sosial media. Branding produk minuman berwarna biru ini memang sangat menarik. Minuman ini diperkenalkan ke khalayak sebagai minuman kaya antioksidan yang dapat mengurangi stres dan meredakan gejala insomnia. Variasi olahannya juga dibuat aestetik, contohnya seperti seasalt butterfly pea bertabur sereal warna-warni dari Flash Coffee.
Nah, celah ekonomi ini turut dimanfaatkan oleh penggiat UMKM di KBA Pekayon. Mereka juga ikut memproduksi minuman olahan kedelai dan bunga telangnya sendiri. Selain itu, mereka juga menjual minuman herbal produksi sendiri seperti sinom asem dan serai lemon.
3. Makanan Ringan Olahan Daun Kelor
Dok. Titiek Bathoro & Tamara Puspita
Mencari orang yang tidak menyukai kripik, pangsit, dan cheese stick di Indonesia, sama sulitnya dengan mencari orang yang tak gemar makan nasi. Namun, camilan populer ini biasanya diolah dengan bahan utama tepung/terigu, sehingga kurang bernutrisi dan konsumsi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe dua, penyakit jantung, kenaikan berat badan, dan permasalahan pencernaan.
Dengan menggunakan daun kelor sebagai bahan utama, camilan seperti keripik, pangsit, dan cheese stick dapat menjadi camilan yang lebih sehat. Daun kelor mengandung beragam nutrisi penting, seperti vitamin C, vitamin A, zat besi, kalsium, dan antioksidan. Itu lah mengapa UMKM KBA Pekayon memilih daun kelor sebagai bahan dasar produk camilan mereka yang gurih, lezat, tetapi tetap sehat.
4. Rumah Perca Pekayon
Dok. Tokopedia Rumah Perca Pekayon Jaya & Tamara Puspita
Menurut penelitian dari Boston University, limbah tekstil sintetis, seperti poliester, nilon, dan akrilik, membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami. Rumah Perca Pekayon berpartisipasi untuk mengurangi limbah tekstil yang merusak lingkungan ini.
Produk kerajinan seperti tote bag, keset kaki, masker, topi, dan souvenir dibuat dari limbah kain atau perca di Rumah Perca Pekayon. Sejak 2022, Ibu Rohanah selaku ketua Rumah Perca, turut mempekerjakan para remaja panti asuhan di lingkungan KBA Pekayon untuk membuat kerajinan perca. Nantinya, hasil kerajinan ini akan dijual di berbagai acara seperti Pasar Bahagia dan bazar-bazar lainnya. Selain itu, produk ini juga bisa dibeli langsung di Manca (Taman Baca) KBA Pekayon.
5. Produk Olahan Limbah Jelantah
Dok. Proklim RW 11 KBA Pekayon & Tamara Puspita
Sekitar 16 juta kiloliter minyak goreng digunakan setiap tahunnya di Indonesia. Jumlah ini setara dengan volume air yang bisa mengisi 6.400 kolam renang olimpiade. Data ini berasal dari tahun 2020, dan mengingat pertumbuhan populasi yang terus meningkat, jumlah minyak jelantah yang dihasilkan pun otomatis bertambah setiap tahunnya.
Di KBA Pekayon, alih-alih membuang minyak jelantah, mereka mendaur ulangnya menjadi berbagai produk bernilai jual, seperti sabun, lilin, dan minyak aromaterapi. Produk olahan ini tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat. Inisiatif ini sejalan dengan gerakan ekonomi sirkular dan praktik ramah lingkungan, di mana limbah diubah menjadi sumber daya yang bermanfaat.
Head of Corporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto, menyatakan bahwa terdapat 83 KBA yang masuk kategori ‘profit’ dari 164 KBA binaan astra. KBA Pekayon adalah salah satu dari KBA profit tersebut. Ke depannya, diharapkan bahwa KBA Pekayon dapat terus konsisten mengimplementasikan misi dari Astra untuk mewujudkan keberlanjutan yang fokus pada kesejahteraan masyarakat, iklim, dan planet.
Pilar Kesehatan: Internalisasi Pilar Indonesia Sehat di KBA Pekayon
Di halaman rumah dengan cat dinding berwarna putih gading itu, para ibu terlihat rapih mengenakan baju batik yang seragam. Beberapa di antaranya sibuk mengatur alat-alat posyandu (Posyandu Kit). Ada juga yang menata meja-meja yang dilapisi taplak bercorak batik yang disusun berurutan.
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Ada meja 1 yang bertuliskan “Meja Pendaftaran”. Di sampingnya adalah Meja 2, yang diatur sebagai “Meja Timbangan” untuk menimbang anak. Di sini, tersedia berbagai macam camilan berwarna-warni, sebagai pelipur lara para anak yang ketakutan dan menangis saat ditimbang. Meja 3 difungsikan sebagai “Meja Pencatatan”, dan tepat di sampingnya adalah Meja 4, yaitu “Meja Penyuluhan dan Pelayanan Gizi bagi Ibu Balita, Ibu Hamil, dan Ibu Menyusui”.
Di meja paling ujung dekat pintu keluar adalah meja yang eksklusif, Meja 5 yang bertuliskan “Pelayanan Kesehatan”. Di meja inilah dokter spesialis ibu dan anak — yang dihadirkan oleh Astra— akan ditempatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak di KBA Pekayon secara rutin dan gratis.
Tidak hanya menghadirkan dokter spesialis dan menyediakan Posyandu Kit yang lengkap, Astra juga turut memberikan pelatihan intensif untuk Ibu-ibu penggerak Posyandu ini. Sehingga, pada praktik pelaksanaannya, Posyandu ini akan lebih terorganisir dan mencapai tujuan optimal.
Selain itu, sosialisasi terkait pencegahan stunting juga rutin diberikan kepada ibu-ibu di KBA Pekayon. Nantinya, data anak-anak yang didiagnosis stunting akan disusun dalam bentuk laporan untuk ditindaklanjuti. Jadi, posyandu ini tidak hanya mencegah tetapi juga turut menindaklanjuti kasus anak-anak yang terlanjur stunting.
Pencegahan stunting sedini mungkin sangat lah penting, sebab menurut penuturan beberapa nakes yang bertugas di lapangan, banyak anak-anak stunting yang menderita setip (kejang demam).
Saat anak mengalami setip, banyak orang tua yang tidak langsung membawa anaknya ke dokter dan menganggapnya sebagai demam biasa yang akan sembuh sendiri setelah diberikan paracetamol. Padahal, setip bisa mengarah ke cerebral palsy jika tidak ditangani dengan cepat. Cerebral palsy ini dapat menyebabkan cacat permanen di mana syaraf otak, syaraf motorik, serta syaraf mata dan kuping anak mengalami kerusakan.
Dengan demikian, pelaksanaan Posyandu untuk ibu dan anak di KBA Pekayon ini sudah sejalan dengan program prioritas Presiden RI yang menargetkan penurunan angka prevalensi stunting menjadi 14%, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.
Senam Sehat
Setiap Sabtu pagi pukul tujuh, lapangan Fasum (Fasilitas Umum) RW 11 KBA Pekayon sudah dipenuhi para ibu yang berbusana olahraga. Senam Sehat adalah inisiatif kesehatan lainnya yang rutin dilakukan di KBA Pekayon.
Para ibu berkumpul dengan semangat, saling menyapa dan tertawa, menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat. Di tengah riuhnya suasana, instruktur senam memimpin sesi dengan energik, memandu gerakan demi gerakan. Senam Sehat ini tidak hanya menjadi kegiatan fisik, tetapi juga ajang kebersamaan dan menjalin silaturahim.
Mengapa senam pagi yang dipilih sebagai salah satu inisiatif pendukung pilar kesehatan di KBA Pekayon?
Menurut survei yang dilakukan oleh Gallup terhadap 60 ribu wanita di Amerika Serikat pada 2012 silam, terungkap bahwa ibu rumah tangga lebih rentan stres dibandingkan ibu-ibu yang bekerja di kantor. Persentase ibu rumah tangga yang melaporkan pernah didiagnosis depresi juga cenderung lebih besar (28 persen) daripada ibu-ibu pekerja dan perempuan karier tanpa anak (masing-masing 17 persen).
Konsistensi bekerja kantoran bahkan diasosiasikan dengan kesehatan ibu yang lebih baik, sebagaimana disampaikan dalam penelitian di Journal of Health and Social Behavior (2012). Nah, senam aerobik ini selain dapat menunjang kesehatan tubuh, ternyata juga bermanfaat untuk menurunkan stress dan meningkatkan kesehatan mental. Gerakan senam dapat mengurangi ketegangan otot dan memberikan perasaan relaksasi yang mendalam.
Selain itu, senam biasanya dilakukan berkelompok, yang membuat ibu-ibu bisa saling berinteraksi dan membangun jejaring sosial yang positif. Ini sangat penting untuk kesehatan mental dan emosional, karena dukungan sosial dapat membantu mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Senam Sehat menuai kelompok Ibu yang sehat. Ibu yang sehat akan ciptakan rumah tangga yang kuat dan generasi yang hebat.
Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Selain ibu dan anak, perhatian terhadap kesehatan para lansia juga merupakan fokus utama di KBA Pekayon. Di sana, terdapat beberapa Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) yang dilaksanakan rutin setiap bulan untuk memonitor kesehatan warga pra-lansia (mulai dari usia 45 tahun), lansia, dan lansia dengan risiko tinggi (lansia risti).
Kegiatan di Posbindu mencakup penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan (TB), lingkar perut (LP), serta pemeriksaan kolesterol, asam urat, dan gula darah. Selain itu, warga juga mendapatkan konsultasi kesehatan dari Tim Nakes yang ditunjuk oleh Astra. Semua ini gratis, tanpa dipungut bayaran serupiah pun.
Pihak nakes tidak hanya melakukan pengecekan kesehatan, tetapi juga bersedia memberikan layanan administrasi perpindahan BPJS dan membantu warga yang BPJS-nya memiliki kendala.
Selain Posyandu, Posbindu, dan Senam Sehat, juga dilaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) di KBA Pekayon. Tujuannya adalah untuk memonitor lingkungan sekitar tempat tinggal warga agar tidak menjadi sarang nyamuk demam berdarah. Para kader kesehatan yang menjalankan PE juga turut mengedukasi warga terkait cara-cara agar lingkungan rumah terbebas dari nyamuk demam berdarah.
Saat wabah Covid-19 melanda dua tahun silam, penyemprotan disinfektan menggunakan eco-enzyme dari rumah ke rumah juga dilaksanakan secara menyeluruh. Upaya ini menjadi bagian dari tindakan pencegahan, sekaligus wujud kepedulian komunitas terhadap kesehatan bersama.
Pilar Pendidikan: Mencetak Generasi Cerdas Peduli Lingkungan di KBA Pekayon
Ingat kasus Veronika K. Liau yang diminta untuk mengembalikan uang beasiswa LPDP yang diberikan pemerintah kepadanya empay tahun silam? Kasus viral tersebut membuat masyarakat menggali kembali soal kontribusi para penerima LPDP ini. Pasalnya, per Agustus 2020 saja, terdapat 115 alumni LPDP yang tidak kembali ke Indonesia dan menetap di luar negeri.
Padahal, seharusnya para penerima beasiswa LPDP ini wajib pulang dan mengabdi kembali pada negara setelah lulus. Hal ini sesuai dengan keterangan dari Kemenkeu berikut ini:
Alumni yang telah menyelesaikan studi wajib berkontribusi dan berada secara fisik di Indonesia, sekurang-kurangnya dua kali masa studi ditambah satu tahun (2n+1) secara berturut-turut sejak tiba di Indonesia.
Penerima beasiswa memang sudah sepatutnya memberikan kontribusi kembali. Pasalnya, dana beasiswa mereka berasal dari pajak masyarakat yang terkumpul dan akhirnya dialokasikan ke bentuk beasiswa untuk orang – orang yang diharapkan nantinya akan membalas budi dan mengabdi pada negara beserta isinya.
Beasiswa Lestari Astra dan Sekolah Adiwiyata
Berbicara soal kontribusi penerima beasiswa, anak-anak penerima Beasiswa Lestari Astra langsung diarahkan untuk turut berkontribusi di daerahnya, bahkan sebelum kelulusan. Kontribusi yang dimaksud adalah kontribusi dalam penanganan bencana alam, wabah, dan permasalahan lingkungan dan sosial lainnya. Kontribusi ini juga dipantau langsung oleh Astra dan bersifat wajib.
Misalnya, pada awal pandemi Covid-19, anak-anak SMP penerima beasiswa lestari di KBA Pekayon membuat banyak masker dari bahan daur ulang. Masker-masker yang dihasilkan ini kemudian dibagi-bagikan ke warga sekitar yang kesulitan mendapatkan masker. Selain itu, mereka juga membantu warga KBA Pekayon menyiapkan bantuan sembako.
Salah satu keunikan lainnya dari Beasiswa Lestari Astra ini adalah, penerima beasiswanya yang dibina di Sekolah Adiwiyata. Apa itu Sekolah Adiwiyata? Adiwiyata (Green School) adalah salah satu program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI yang bertujuan untuk mendorong penciptaan pengetahuan dan kesadaran di kalangan warga sekolah tentang perlindungan lingkungan.
TK Miftahul Huda adalah salah satu contoh Green School di KBA Pekayon. Di sini, anak-anak diajari dasar-dasar pertanian sejak dini. Jadi, selain belajar di kelas, anak-anak juga menghabiskan banyak waktu di luar kelas.
Ditemani sinar matahari sehat (pukul 10 pagi), anak-anak akan ditemani oleh Pak Daris untuk belajar menyemai bibit tanaman sayur dan memanen kangkung dan bayam. Kemudian, ditemani Ibu Nurul untuk perkenalan jenis-jenis tanaman sayur dan buah. Selain itu, perkenalan terhadap pertanian hidroponik juga diberikan sejak dini. Harapannya, anak-anak ini akan tumbuh menjadi penggerak Kampung Berseri Astra, memastikan keberlanjutan program dari generasi ke generasi.
Taman Bacaan (Manca)
Selain Green School, terdapat Taman Bacaan atau Manca di KBA Pekayon. Selain menjadi tempat untuk menumbuhkan minat baca, Manca juga menjadi pusat kegiatan kreatif bagi anak-anak. Mereka belajar memanfaatkan bahan daur ulang untuk membuat karya seni, serta mengikuti pelatihan keterampilan lain yang berguna untuk masa depan. Misalnya, berlatih menjahit tas, masker, dompet, dan lain-lain dari kain perca. Kegiatan kreasi perca ini rutin dilakukan di bawah pengawasan Ibu Rohanna.
Keberadaan Manca ini sangat terasa manfaatnya untuk anak-anak kampung yang tinggal di belakang komplek Pondok Pekayon Indah. Mereka bisa membaca berbagai buku pengetahuan di sana secara cuma-cuma. Buku-buku ini bisa dibaca di tempat tetapi tidak boleh dibawa pulang. Buku-buku di Manca disediakan oleh Astra. Namun, banyak juga warga yang secara suka rela menyumbangkan buku bacaan di sana.
Program-program yang dijalankan di KBA Pekayon, mulai dari Sekolah Adiwiyata hingga Taman Bacaan, menunjukkan komitmen Astra dalam menciptakan generasi muda yang cerdas, mandiri, dan berwawasan lingkungan. Harapannya, dengan dukungan pendidikan yang berkelanjutan seperti ini, anak-anak KBA Pekayon akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya berkontribusi untuk lingkungan sekitarnya, tetapi juga untuk kemajuan Indonesia di masa depan.
Itu lah secercah perjalanan KBA Pekayon dalam menerapkan keberlanjutan di berbagai aspek kehidupan.
Jika kita berusaha melihat ke sekeliling kita, pastinya banyak kisah keberlanjutan yang serupa, tetapi luput dari sorotan. Internet bisa menjadi amplifier raksasa untuk suara-suara mereka yang tak terdengar. Semoga nilai-nilai keberlanjutan dari kisah inspiratif KBA Pekayon dan yang serupa tidak berhenti untuk disebarkan.
Pengetahuan adalah warisan abadi. Ketika sumber daya materi hilang dalam sekejap, ilmu pengetahuan terus mengalir tanpa henti, menghubungkan generasi demi generasi. Mari bergerak, bersama, berkelanjutan untuk negeri dan tak berhenti menebar inspirasi.
Sumber Materi:
Q & A Session Bersama Titiek Bathoro (Sosial Media Manager KBA Pekayon) dan Ir. Lala Gozali (Wakil Ketua Proklim RW 11 KBA Pekayon)
https://www.astra.co.id/social-contribution
https://economicreview.id/4-pilar-kontribusi-sosial-hantarkan-pt-astra-international-tbk-berjaya-di-csr-award-2024/
http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/images/docs/SLHD%20BEKASI%202005_1.pdf
https://kumparan.com/kumparannews/kba-pekayon-targetkan-2027-jadi-tempat-wisata-edukasi-lingkungan-21dMd0RvwDV
https://gurupauddikmas.kemdikbud.go.id/artikel/Artikel/kolaborasi-percepatan-penurunan-stunting
https://www.rri.co.id/lain-lain/705038/manfaat-senam-aerobik-bagi-para-ibu-tak-cuma-bakar-kalori
https://bantuan.lpdp.kemenkeu.go.id/kb/articles/pdf/kewajiban-alumni-beasiswa-lembaga-pengelola-dana-pendidikan-lpdp-setelah-lulus-studi
https://sman1payaraman.sch.id/read/60/persiapan-menuju-sekolah-adiwiyata
https://www.senibudayabetawi.com/9356/jejak-peradaban-betawi-menelusuri-makna-di-balik-toponimi.html
https://www.liputan6.com/bisnis/read/5462941/astra-bantu-warga-pekayon-bekasi-mitigasi-perubahan-iklim?page=2
https://www.kompasiana.com/www.lasmawaty.co.cc/66c3731e34777c4eb66cb682/peduli-lingkungan-menciptakan-kerajinan-batik-ecoprint-kampung-berseri-astra-kba-pekayon-jaya
https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/timbulan
https://www.antaranews.com/berita/4420793/apindo-sebut-69-persen-pelaku-umkm-indonesia-tidak-paham-sdgs
https://www.jawapos.com/kesehatan/014976991/bahaya-di-balik-terlalu-sering-mengonsumsi-olahan-tepung-apa-saja-risikonya
https://djpb.kemenkeu.go.id/portal/id/berita/lainnya/opini/4133-umkm-hebat,-perekonomian-nasional-meningkat.html
https://www.antaranews.com/berita/4420793/apindo-sebut-69-persen-pelaku-umkm-indonesia-tidak-paham-sdgs
https://www.youtube.com/watch?v=xcVwMWbNThk&t=110s